Senin, 29 September 2014

Yang Terlupakan

Iya bener, kurang lebih 11 tahun kegiatan ini terlupakan 

Dulu, waktu jaman masih kerja kantoran, Bunda pernah belajar bikin crochet alias merajut. What? Merajut? Oma-oma banget sih, Bun?!
Eiiiits... Jangan salah. Merajut itu asli menyenangkan dan menenangkan. Nah, trus gimana ceritanya Bunda bisa belajar merajut?

Jadi, sekitar tahun 2003, ada senior di kantor, Asisten Manajer Kesejahteraan, namanya Bu Yulfitra. Nah, Bu Yul (begitu biasa dipanggil) ini suka ngisi waktu istirahat makan siang dengan merajut. Setelah makan, dan waktu istirahat masih panjang, Bu Yul mengeluarkan benang, jarum dan buku pola rajutan. Awalnya Bunda nggak tertarik, karena Bunda pikir pasti boseeeen banget melilit-lilit benang kecil dengan jarum seperti itu. Hingga suatu hari Bu Yul memeperlihatkan hasil rajutannya, waaahh... cantik! 

Melihat itu, tiba-tiba aja Bunda jadi pengen bisa bikin rajutan cantik seperti itu. Bunda minta diajarin, Bu Yul dengan senang hati mau ngajarin step by step mulai dari megang benag, posisi jarum, hingga beberapa jenis tusukan. Awalnya dipinjemin jarum dan benang oleh Bu Yul, tapi lama-lama setelah rajutannya membesar, Bunda beli jarum dan benang sendiri. Trus bunda fotokopi buku rajutannya si ibu. Maksud hati mau ngerjain di rumah. Ough... Melihat hasil rajutan yang lumayan, lama-lama Bunda jadi sukaaaa banget. Waktu luang Bunda isi dengan bikin rajutan. Tapi... Bunda cuma bisa bikin segala taplak. Itu pun mesti pake buku untuk mencontoh polanya. Dan juga jenis tusukan yang Bunda bisa baru stitch, chain, double crochet, triple crochet. Tapi walaupun dengan jenis tusukan yang terbatas, Bunda udah menghasilkan beberapa taplak meja yang akhirnya menghias meja rumah, cmiiw!  Andung kebagian enak. Bisa dapet taplak baru hasil karya Bunda :)

Setelah menikah, hamil Najla, dan sibuk urusin Najla bayi, hingga sekarang, Bunda melupakan rajutan. Sama sekali nggak pernah kesentuh. Pernah sih kangen pengen ngerajut lagi tapi waktunya selalu nggak ada. Urusan rumah seperti nggak ada habisnya dan mesti diprioritaskan untuk disentuh, hiks....

Bulan lalu, kembali muncul kerinduan besar untuk merajut lagi. Tapi Bunda udah nggak punya peralatannya. Waktu jalan ke Gramedia, Bunda cari buku rajutan, nggak ketemu. Duh, hopeless. Tapi nggak apa-apa ding, pulang dari Gramed Bunda bawa buku Rantau Satu Muaranya Bang A. FUADI, hehe.
Seminggu kemudian Bunda ke Gramed lagi masih dalam misi mencari buku merajut, dan taraaaa! Di rak buku keterampilan Bunda liat satu deret buku merajut nangkring manis di sana. Semangat 45 Bunda ambil bukunya. Oke, buku udah dapet. Sekarang tinggal hunting benang dan jarum.

Tapi apa mau dikata, selalu saja ada halangan untuk pergi cari jarum dan benang ke pasar sukaramai kompleks  Ramayana sana. Baru tiga hari yang lalu Bunda paksain pergi ke sana, dan setelah muter-muter tanya sana-sini akhirnya ketemu toko grosiran yang ngejual benang dan jarum rajutnya. Alhamdulillaaahh... Seneng banget!
Daaan, nggak nunggu lama, sampe rumah Bunda langsung praktekin but... Kendala lain terjadi. Bunda lupa cara megang benangnya! Huhuhu.... Asli bete banget. Ngeliat itu Andung yang dulu juga bisa merajut ikut coba-coba megang benang. Gulung sana gulung sini, mencoba berbagai posisi benang di jari dan yihhaaa... Dapat! Bener-bener sumringah begitu inget lagi cara megang benangnya hehe.

Setelah perjuangan cukup panjang untuk bisa kembali merajut, setelah dua hari mengisi waktu luang dan belajar dari nol lagi lewat buku, karena Bunda lupa-lupa inget caranya. Untungnya di buku ada gambar step by step setiap tusukan. Jadi bunda tinggal ngikutin petunjuk sambil mengingat-ingat yang pernah diajarin Bu Yul. Alhamdulillah, hingga hari ini udah berhasil bikin 4 rajutan kecil yang rencananya mo dibikin sebanyak mungkin biar bisa jadi satu rajutan besar yang akan dijadikan taplak. Do'ain Bunda nggak bosen dan bisa nyelesaiin ini ya.... :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

TRAVEL AROUND AND STAY FOR A WHILE Template by Ipietoon Cute Blog Design