Senin, 03 November 2014

Help, I Need A Hand!

Punya anak itu gampang-gampang susah, membuat kita tidak pernah berhenti belajar. Tak jarang kita akan berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang rasanya menemui jalan buntu, nggak ada solusi. Semua cara udah ditempuh untuk menyelesaikan problem yang mendadak muncul di depan mata. Segala buku yang memuat teori tentang pengasuhan dibaca tapi tetap saja susah untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang terjadi pada Najla. Diluar, Najla terlihat pemalu, pendiam, dan segala atribut anak introvert lainnya. Tapi di rumah, kebalik 180°. Najla keras kepala, ngeyel, manja, tidak mandiri, usil, tidak disiplin, egois, tidak menyukai aturan, suka ngebantah, diikuti segala sikap indisiplin lainnya.

Bunda khawatir, ke depan nanti perkembangan Najla jadi nggak bagus kalo dibiarkan seperti itu. Dia beranjak besar tapi tindakannya tidak. Hingga sekarang, kelas 4 SD, mulai dari bangun tidur pagi hingga tidur lagi malamnya, Bunda harus terus menginngatkan Najla. Mulai dari mandi pagi, shalat subuh, pake seragam, cek buku, sarapan, hingga pake kaos kaki, Bunda mesti bolak balik mengingatkan. Najla bener-bener tergantung sama Bunda. Najla nggak tau apa yang harus dilakukannya kemudian. Setiap satu kerjaan beres dia pasti nanya "apalagi Bunda?" duuhh... Sampe kapan coba Bunda mesti begini?

Rasanya hampir putus asa menghadapi Najla yang seperti itu. Apalagi kalo ngeliat anak-anak seumurannya yang udah mulai bisa mandiri, rasanya Najla masih jauuuuhh banget dari itu. Bunda udah coba diskusiin sama Yahanda tentang ini, kita sepakat untuk mencoba bantuan psikolog anak. Mungkin dengan begitu kami jadi punya cara untuk mengarahkan Najla dengan benar. Tapi berbulan-bulan rencana itu hanya tinggal rencana. Kesibukan sehari-hari membuat Bunda lupa rencana kami. Pernah sih Bunda cari info tentang psikolog anak ke Rs. Awal Bros tapi Bunda belum tindaklanjuti informasi itu. Hingga bulan kemaren, saat arisan di perkumpulan ibu-ibu, salah satu temen Bunda cerita tentang anaknya yang berperilaku sulit dan akhirnya temen Bunda minta bantuan psikolog anak untuk mengatasi. Alhamdulillah sekarang mereka baik-baik aja. Mendengar cerita itu, Bunda kembali inget Najla. Bunda minta tolong si ibu bikinin janji ketemu untuk Bunda dan Najla ke psikolognya. Alhamdulillah kita bisa ketemuan dengan Ibu Sary Matualesy (psikolog anak) tanggal 29 oktober kemaren.

Kepada Ibu Sary, Bunda ceritain semua kendala yang Bunda hadapi dalam mendisiplinkan Najla. Kesimpulan dari Ibu Sary, ada inkonsistensi penerapan aturan di rumah. Sehingga Najla merasa sah-sah aja melanggar semua rules yang Bunda terapkan, berbuntut pada habit kurang baiknya Najla.

Solusi yang diberi ibu Sary adalah dengan membuat semacam kontrak yang berisi kegiatan-kegiatan rutin yang hatus dikerjain Najla plus tenggat waktunya. Kita menyebutnya Kontrak Mandiri. Jadi kalo Najla sukses melakukan kegiatannya tanpa over deadline, Najla di kasih poin. Kalo lewat dari deadline atau tidak mengerjakan sama sekali, poinnya diminuskan. Rules yang dibuat itu juga mesti Bunda diskusikan dengan Najla, jadi dia tidak merasa di tekan untuk melakukannya. Karena pada dasarnya isi kontraknya itu cuma kegiatan sehari-hari dia, seperti bangun tidur langsung mandi, berpakaian dan shalat subuh itu harus sudah selesai jam 6 pagi. Sarapan, cek buku dan siap-siap berangkat sekolah selesai jam 6.30. Gak susah kan ya sebenernya? Cuma ya itu tadi, Najla suka berlama-lama ngerjain semuanya. Jadi sepagi apapun dia bangun, tanpa kontrak mandiri itu hasilnya Bunda sebentar-sebentar harus menegur Najla untuk cepat menyelesaikan rutinitasnya. Fiuuhh... Cape deeee.... 

Bunda berharap dengan solusi ini, dengan Kontrak Mandiri ini, Najla jadi bisa lebih disiplin dan menghargai waktu. Bantu do'a ya :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

TRAVEL AROUND AND STAY FOR A WHILE Template by Ipietoon Cute Blog Design