Berita duka hadir 4 juni lalu, selepas maghrib. Allah memanggil salah satu putra kesayangan kami, cucu tertua di klan Yahanda. Najla, Shaqeela dan semua adik sepupu biasa memanggilnya Bang Teguh.
Teguh, seperti namanya adalah anak yang teguh -- bersemangat, ceria dan lucu -- hingga akhir hayatnya. Teguh mengalami kelainan jantung sejak bayi, dan Allah maha besar mengijinkan dia untuk bersama kami dalam waktu yg lama, 23 tahun. Demi kesembuhan Teguh, mami-papinya yang adalah kakak Yahanda mengupayakan semua cara pengobatan hingga beberapa tahun lalu tim dokter di Malaka menyatakan mereka menyerah. Mereka tidak bisa melakukan tindakan apa-apa pada jantung Teguh. Masih menurut dokter itu, adalah mukjizat dimana Teguh bisa bertahan hingga dewasa, bisa menjalani kehidupan normal, sekolah hingga menyelesaikan kuliahnya bahkan sempat bekerja di salah satu Bank Swasta dengan kondisi jantung seperti itu.
Kami sekeluarga jarang bertemu Teguh, tapi paling tidak setiap mudik ke Padang kami selalu bertemu. Dalam setiap pertemuan, Teguh tetaplah Teguh yang menyenangkan dan suka bercanda. Tak sedikitpun terlihat sakit dirautnya, hanya tubuh yang terlihat kurus menandakan bahwa ia tidak sesehat senyumnya.
Sepanjang yang Bunda tahu, Teguh tidak pernah mengeluh akan sakitnya. Tidak pernah menampakkan derita pada orang lain. Tapi... dalam diamnya, Teguh menyimpan kepenatan, yang kemudian tergores dalam salah satu catatan di akun sosmednya. Tapi Teguh benarlah Teguh, risau hati tak ia biarkan berlama-lama menggelayut. Semangat selalu ada dalam dirinya. Seperti yang ia tuliskan pada catatan ini, catatan terakhir Teguh di facebook.
Jalanku Masih Panjang.
Wahai perasaan
Kau buat pagiku jadi mendung, soreku jadi kelam
Kau buat siangku jadi gelap,
dan malam semakin gulita
Kau buat beberapa menit lalu aku gembira, untuk kemudian bersedih hati
Wahai perasaan
Kau buat aku berlari di tempat
Semakin berusaha berlari, kaki tetap tak melangkah
Kau buat aku berteriak dalam senyap
Kau buat aku menangis tanpa suara
Kau buat aku tergugu entah mau apalagi
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang gila
Mengunjungi sesuatu setiap saat, untuk memastikan sesuatu
Padahal buat apa?
Ingin tahu ini, itu, untuk kemudian kembali sedih
Padahal sungguh buat apa?
Wahai perasaan
Kau buat aku seperti orang bingung
Semua serba salah Kau buat aku tidak selera makan, malas melakukan apapun
Memutar lagu itu2 saja,
Mencoret2 buku tanpa tujuan
Mudah lupa dan ceroboh sekali
Wahai perasaan
Cukup sudah
Kita selesaikan sekarang juga
Karena,
Jalanku masih panjang
Aku berhak atas petualangan yang lebih seru
Selamat tinggal
Jalanku sungguh masih panjang....
17 Maret 2014
Benar sekali, Bang. Jalanmu masih panjang, sesungguhnya jalanmu belumlah terhenti.
Justru Bang Teguh telah melanjutkan jalan lebih dulu dari kami. Semoga perjalananmu menyenangkan hingga ke tempat abadi.
Justru Bang Teguh telah melanjutkan jalan lebih dulu dari kami. Semoga perjalananmu menyenangkan hingga ke tempat abadi.
Selamat jalan Bang Teguh. Kami akan sangat merindukanmu. Maafkan Tante, Om dan Adik-adik tidak bisa hadir untuk mengantarkan Bang Teguh ke peristirahatan. Tapi tak putus doa kami panjatkan, semoga Allah menerima semua amal ibadah dan menempatkan Bang Teguh disisi-Nya. Aamiin ya rabbal 'alamiin....
0 komentar:
Posting Komentar