Senin, 09 Februari 2015

[ EF # 5 ] Me and BEC

Gosshh... this is such a rush week. I passed many thing in gadget and suddenly friday come and new topic has been launch by BEC's admin. 

I read about BEC when Mba Nita share a post in KEB facebook's wall. It's impressed me much. I like learning english and I want to improve my english. For me, english is necessary 'coz I have plan to travel abroad as much as I could, hihi. So, when I read that BEC is open for whoever want to learn, I decided to join this club.

Tarraaaa... 2 days after submition the registration form, the admin invite me to whatsapp group. All members were so inspiring and their spirit increase my adrenalin in learning. Though I can't join the conversation in whatsapp group all the time, I always try to read the chit chat and learning grup as well at my spare time. In BEC, I find new friends, new lesson, new story, new character, new spirit, and so many other new. 

I love BEC and I hope this club will be a big club. Admins and mentors were the most important people that keep this club running well, and they're all very kind. Good Luck BEC, its a honour to be part of you.

Minggu, 25 Januari 2015

English Friday: #4 Grab A Tool From Doraemon's Magic Pocket

Okay, this is my first time trying to write in English. A week ago, I joined Blog English Club (BEC). This club is very interesting. Beside we have to speak in english all the time at chit chat room, BEC has a challenge for all members called English Friday. And this friday, the challenge is writing about grab a Doraemon's Tool. Hoho, it's cool!

Doraemon, I knew him since I was in junior high school, around 1992. I accidentally watched the movie since my little sister always watched it on TV. Then it's become my favorite TV programme that I won't missed every sunday morning at that time.


I like all Doraemon's tool. But if  I had a chance to grab in his pocket , I want to borrow the time machine. But in this challenge, this tool is excluded, so I can't borrow it, poor me. Let's think about another tools. Yup, I found it, I want to borrow Pintu Kemana Saja. Sorry, I don't know how Doraemon call this tool in english, anywhere door? I'm not sure. So, let me call it just Pintu Kemana Saja, okay? :)

So many reason why I really want to pick-up Pintu Kemana Saja from Doraemon's magic pocket, especially  because it can help me to go  anywhere, anytime. So I can visit any place as  I will. 

First reason, you know, my husband live in different town, we just meet twice a month. Usually my husband who visited us here, me and the kids. The journey is not only requires energy but also needs money, huhuhu. So it makes sense if I really want this door since it can help us to save time and expenses, hoho. 

Then, due to company policy where my husband works, we have to move within 2-3 years. It's not easy to move home. We have to pack before leave and unpacking in new town. Looking for transportation such as trucks to bring goods, and other things related to relocation. Such a hard work to do. If  I had Pintu Kemana Saja, I dont need to be worry of all. Just open the door, in a second, I can move here and there, what a lovely life.

Doraemon, let me grab your Pintu Kemana Saja, please....

photo: duniamhimi.com

Rabu, 21 Januari 2015

Jujur itu Penting!

Kamis lalu, seperti biasa, Najla bawa raket badminton ke sekolah, untuk dimainkan saat jam bebas setelah pelajaran olahraga. Pulang sekolah, Najla lapor dengan wajah takut plus sebal. Gimana enggak, pulang-pulang raket yang tadinya dibawa sepasang gak ada yang kembali dengan utuh. Satu raket hilang, menurut Najla raket itu dipinjam paksa oleh dua orang temen laki-lakinya. Lalu satu raketnya dipinjemin lagi ke anak laki-laki  lain kelas oleh salah satu dari yang minjem maksa tadi. Najla nggak kenal anak kelas lain itu. Najla yang basicly pendiem cuma bisa ngeliatin raketnya di oper. Sementara raket satunya lagi, kembali dengan keadaan beberapa senarnya putus, nggak bisa dipake lagi. Huh... Hahh.... Bunda tarik napas dalem-dalem demi mendengar cerita Najla sambil ngeliatin raket yang rusak.

Sebagai orang tua pastinya kesal, sebal, marah jadi satu. Karena kejadian seperti itu tidak sekali dua kali terjadi. Selalu saja ada barang-barang Najla yang tidak kembali setelah "dipinjam" oleh temannya. Masih mending kalo minjem baik-baik, ini dengan lancang ngambil sendiri dari kotak pinsil di meja.

Sedikit yang menggelitik, apa anak-anak yang suka "meminjam" barang teman ini tidak pernah diajari untuk mengembalikan lagi barang pinjamannya? Apa orangtua tidak memperhatikan barang yang dibawa pulang oleh anaknya? Apa orangtua tidak mengenal mana barang milik anak dan mana yang bukan? Apa anak-anak itu tidak diajari adab meminjam serta bagaimana memperlakukan barang pinjaman itu? 
Mungkin sekarang banyak yang menggampangkan dan berpikir, ah biasa... namanya juga anak-anak.

Dalam kasus Najla, nyata-nyata raket adalah barang yang cukup besar dan pasti kelihatan.  Gak bisa disembunyiin dari pandangan orangtua saat melihat anaknya sepulang sekolah. Apa orangtua anak yang membawa raket Najla, tidak mempertanyakan dari mana dia mendapatkan raket? Jika dia bertanya dan anaknya jawab bahwa itu raket temennya, apa orangtuanya tidak meminta anak untuk mengembalikan?

Sebagai orangtua, kita tidak bisa membiarkan saja hal seperti ini.  Karena sekecil apa pun, perilaku-perilaku ganjil ini akan berpengaruh pada habit anak nanti. Memang sekarang anak hanya suka meminjam tanpa ijin benda-benda kecil temannya seperti pinsil, bolpen, penghapus, tip ex, rol. Karena tidak ada kontrol dari orang tua bisa jadi kebiasaan itu akan berkembang menjadi suka "meminjam" yang lebih besar jadi ambil buku, bahkan uang. Seperti yang juga pernah Najla alami, kehilangan buku cetak serta uang di sekolah.
Biasa karena terbiasa. Jadi jangan heran kalo gedenya nanti anak jadi pembohong, pencuri atau koruptor.

Sebagai orangtua, rasanya penting buat kita untuk mengajarkan anak bersikap jujur dalam segala hal. Dimulai dari hal-hal kecil seperti meminjam. Pertama, orangtua harus perhatian pada anak. Kenali barang milik anak. Jika melihat barang baru, pertanyakan asalnya. Kalau anak bilang barang itu pinjaman, perintahkan anak untuk mengembalikan barang itu secepatnya. Ajari anak untuk minta ijin pada empunya, tidak mengambil paksa. Dengan begitu diharapkan anak bisa bersikap jujur dan menghargai milik orang lain. Tanpa disadari, sedari dini kita sudah menanamkan satu hal penting dalam diri anak yang akan dibawanya hingga dewasa nanti, kejujuran.

Pssttt... satu lagi nih Moms, jadi orangtua dari anak yang kehilangan barang itu, sakitnya tuh disini (nunjuk kantong.


 

TRAVEL AROUND AND STAY FOR A WHILE Template by Ipietoon Cute Blog Design