Sabtu, 27 Desember 2014

Day 2, Senin 22 Desember 2014

Sore ini agendanya mau ke bukit Welcome To Batam, lanjut ke Jembatan Barelang, jembatan yang menghubungkan beberapa pulau besar dan kecil di Batam. 
Begitu Yahanda balik dari kantor trus ganti baju, kita langsung cuuuusss beragkat. Bukit yang ada tulisan Welcome To Batam itu letaknya persis di belakang komplek perumahan kita, tapi untuk kesana tetep mesti pake kendaraan. Sampe sana kita langsung ambil poto buru-buru karena takut kemalaman nyampe Barelang nanti.

Pas lagi poto-poto kita didatangi sebuah motor yang dikendarai seorang anak remaja tanggung. Dengan nyantainya anak itu mencoba minta retribusi masuk. Padahal di sana nggak ada loket pungutan apa-apa karena daerahnya itu berupa areal terbuka dan gak ada apa-apa selain tulisan Welcome To Batam itu. Yahanda dengan tegas menolak dan bilang kita tinggal di bawah, mendengar itu si remaja tanggung langsung pergi tanpa ba bi bu lagi.  So, buat yang pengen ke sana, siap-siap aja didatangi oknum pungli ini ya. Karena sepertinya mereka berkelompok. Sedikit waspada dengan keadaan ini.

Selesai ngambil beberapa poto kita lanjutin perjalanan ke Jembatan Barelang. Sayangnya cuaca mulai memburuk. Sepanjang jalan ke Barelang awan yang tadinya abu-abu mulai menggelap. Dan bener deh, hujan deras menyambut kita bahkan sebelum masuk ke jembatan satu. Oiya, jembatannya itu ada 6 buah. Paling besar kayanya ya jembatan satu ini, tempat yang sering dijadikan orang spot untuk poto-poto. Meskipun hujan deras kita masih lanjutin perjalanan hingga jembatan 4, berharap cuaca bersahabat dan hujan reda secepatnya. Tapi hingga jembatan 4, hujan masih saja deras. Akhirnya kita putar balik aja di sana karena udah mau maghrib juga. Rencana mau lanjut ke kampung Vietnam yang notabene udah deket juga mau gak mau di cancel. Karena rasanya emang udah nggak mungkin meneruskan perjalanan dalam hujan lebat seperti itu. Kita nggak bisa turun mobil dan nggak bisa liat apa-apa juga sesampainya  di sana nanti
.
Tapi asli Bunda masih penasaran pengen ke Kampung Vietnam. Semoga next time ada waktu deh mengunjungi Barelang dan Kampung Vietnamnya lagi. Kita sampe rumah pukul hampir pukul 8 malam. Shalat magribnya tadi nyinggah di Mesjid, nggak keburu kalo di rumah. Udah gitu berhenti dulu beli bakso untuk Najla yang kena efek cuaca dingin, jadi pengen makan yang anget-anget.
Sampe rumah ketok-ketok pintu, si  Tita lama banget bukain pintu eh ternyata... tarraaaaa.... si Tita buka pintu sambil bawa cake coklat menggiurkan komplit dengan beberapa batang lilin kecil yang udah menyala diatasnya.  Hohoho... yups, this is my bornday, my birthday, dan Tita beliin Bunda cake ultah. Syukurlah tanpa lilin angka jadi Bunda nggak usah khawatir ngelihat angkanya. lol.

Tiup lilin, potong cake lalu makaaaannn.... duh, tengkiu ya Tita, my sweet little sister. Cakenya ennaakk banget. Coklat, seperti yang Bunda selalu suka. 

see? nggak ada apa-apa di sini, oknum pungli bisa berani-beraninya minta retribusi masuk areal ini. 

Selasa, 23 Desember 2014

Day 1, Minggu 21 Desember 2014

Pagi ini semua bangun telat.

Najla bangun jam 8, Shaqeela bangun jam 10! Hohoho... efek capek kemaren masih berasa sampai pagi ini. Kepala Bunda juga agak nggak enak karena bangun siang. But mesti tetep ke pasar nih, karena dari kemaren udah janji sama Yahanda mau bikinin sambalado tanak :)  Nasib jadi emak, kemana-mana tetep ngerangkap jadi koki.
Bunda ke pasar Mega Legenda sama Tita. Wuihhhh si Tita bawa motornya kuenceeengg. Bunda jadi bawel ngingetin plissss jangan kenceng-kenceng, takuuutt... Si Tita malah nyengir aja. Sampe pasar, muter-muter nyari bahan, dan harganya lumayan mahal semua. Apalagi cabe masih 85 ribuan sekilonya. Baiklah... BBM emang cuma naik 2 ribu rupiah tapi efeknya belanja ke pasar 200 ribu cuma bawa pulang sayuran, ikan asin dan cabe. Ups sori, kebiasaan curhatnya keluar.

Selesai belanja, langsung pulang dan lanjut masak. Otomatis siang ini kita nggak kemana-mana. Pulihin tenaga dulu walau pada kenyataannya tenaga Bunda emang belum pulih karena langsumg nge-chef, huhuhu. Malemnya, semua segar bugar. Gimana enggak, semua pada tidur siang bablas hingga pukul 17.30an. shalat ashar pada buru-buru karena udah diujung-ujung waktu. 

Malam ini kita sight seeing ke Nagoya Hills Shopping Mall. Kompleks pertokoannya luas. Sayangnya kita jalan ke sini malam hari,  jadi Bunda nggak bisa cuci mata ke kompleks pertokoan yang terkenal dengan barang branded baik original maupun KW-an . Bunda cuma bisa liatin yang di Mall aja, padahal katanya nih kalo mau belanja enakan di pertokoannya. Harganya miring abis. Oke deh nggak papa, besok-besok mesti balik kesini lagi, hihi.

mejeng dulu depan Mall-nya, hihi
 

Batam, Here I come!

Horeeee... liburaaaann....!

Hari yang ditunggu akhirnya datang juga. Najla udah bagi raport di MDTA tapi di skul belum, katanya sih raportnya belum selesai di isi. Yah, harap maklum aja karena raport kurikulum 2013 "katanya lagi" juga ribet ngisinya. Sedikit kecewa karena harapan bisa liat hasil belajar Najla di skul semester ini gagal. Tapi... kecewanya segera terobati karena Sabtu, 20 Desember kemaren tiket ke Batam udah fix.
Kita berangkat dari rumah pukul 14.15 siang, agak terburu-buru karena jadwal pesawatnya pukul 15.20. Untungnya bandara nggak jauh dari rumah, nggak nyampe 10 menit kita udah di bandara. Cepet-cepet check-in dan langsung masuk pesawat. Fiuhhh... tarik napas lega.

Alhamdulillah pukul 16.20 kita udah landing di Bandara Hang Nadim, Batam. Disambut gerimis. Yahanda yang udah nunggu di parkiran, segera jemput kita ke terminal kedatangan. Begitu naik ke mobil, hujan deras turun. Huaaa... serba Alhamdulillah untuk hari ini. 

Dari bandara kita langsung menuju rumah di daerah Batam Centre  perjalanannya kurang lebih 20-30 menit. Lumayan capek karena dari pagi Bunda ngeberesin rumah di Pekanbaru dulu biar aman ditinggal. Malamnya, meskipun capek kita harus keluar, nyari makanan. Laperr...   Rame-rame semuanya (Yahanda, Bunda, Tita, Najla dan Shaqeela) ke Mega Mall, pilihan jatuh ke warung Tekko. Ngeliat meja orang-orang yang udah didatengin makanan perut langsung kriuk-kriuk minta di isi. 

Beneran deh ke sana cuma buat makan, padahal banyak yang bisa dilihat di Mega Mall. Capek membuat hasrat cuci mata udah nggak ada. Najla dan Shaqeela juga udah lemes, ngantuk setelah makan kenyang. Bunda juga udah ngebayangin bantal, duh enaknya. Jadi abis makan, kita langsung balik ke rumah. istirahat. Perjalanan di lanjut besok aja.

Jumat, 05 Desember 2014

LoVBRonz

Gak terasa besok sabtu genap seminggu Bunda terima orderan Brownies, iya... terima orderan!
Berawal dari iseng bawain brownies ke arisan IKKP, beberapa orang bilang browniesnya enak. Trus besoknya tante Erika (Mamanya Haura dan Aisy) bbm Bunda, minta dibikinin brownies, tante Erika bilang beliau mau beli browniesnya Bunda. Walah... surprised! Sebelumnya tante Erika emang pernah nanya, kapan-kapan Bunda mau nggak tolong bikinin brownies? Bunda sanggupin. Jadilah kemaren itu tante Erika pesen brownies untuk hari sabtu.

Sabtu pagi, sambil bikinin pesenan tante Erika, Bunda mikir, kayanya tanggung deh kalo cuma bikin satu  loyang aja. Bunda sounding temen-temen di bbm, Bunda bilang lagi bikin brownies dan tawarin ke mereka. Alhamdulillah ada dua temen yang mau order juga. Bunda pajang poto brownies pesenan tante Erika di bbm, eh taunya tante Chilla (mamanya Luthfi dan Irdan) juga mau oesen untuk hari senin. Seneng bangeettt.

Nggak berhenti di situ, Bunda kepikiran untuk masarin si brownies, minimal ke warung or cafe yang jual sarapan pagi. Karena Bunda liat prospeknya bagus kalo naro brownies potongan di warung or cafe sarapan pagi gitu. Bunda inget Ovela cafe yang di depan skul Najla, kebetulan Bunda kenal ownernya karena sering beli di sana. Bismillah, Bunda bikin satu loyang untuk dijadikan tester ke caf dan satu brownies ukuran sedang berbentuk hati sebagai contoh.

Waktu jemput Najla dari skul, kebetulan yang jemput Andung, Bunda minta tolong Andung untuk ngomong ke owner cafe tentang rencana  naro brownies potongan di sana. Andung mau. So, Andung bawa beberapa potong tester dan satu brownies hati. Alhamdulillah ternyata Kak Ove (owner cafe itu) mau terima browniesnya, malah brownies hati yang Andung bawa langsung dibeli Kak Ove. Weleh, Bunda takjub, haha. Apalagi Kak Ove langsung order dua brownies hati untuk hari selasa. Wiiihh.... makin senanglah hati ini karena udah punya waiting list untuk senin dan selasa nanti.

Nah, sebenermya ide loVBronz ini Bunda dapet juga secara nggak sengaja. Bunda punya satu cetakan bentuk hati, yang pernah Bunda pake untuk bikinin brownies ultah Yahanda beberapa tahun yang lalu. Bunda pake aja cetakannya. Kayanya lucu gitu. Pas lagi ngedekor, Bunda kepikiran, kenapa nggak mengambil tema love aja sebagai brand browniesnya? Karena kalo brownies persegi panjang itu kan udah biasa ya? Trus untuk namanya sendiri LoVBRonz,  Lov itu karena browniesnya berbentuk hati juga bisa merupakan singkatan dari Lovadona, ID yang bunda pake di beberapa sosmed, gmail Bunda juga pake ID lovadona. Yasud, sepakat, browniesnya dikasih nama loVBronz aja alias Lovadona Brownies , aha! :D 
Good news-nya, hingga hari ini, Bunda rutin bikin LoVBronz tiap hari.  Senyum senyum senyum :)

  
Keliatan yah tampilan amatirannya -wink-
 
dan ini brownies potongan untuk dititip di Cafe :)
 

Senin, 17 November 2014

Jembatan Siti Nurbaya

Pernah denger cerita Siti Nurbaya yang terkenal itu kan?

Nah, nama Siti Nurbaya itu diabadikan menjadi nama salah satu jembatan di Kota Padang. Jembatan Siti Nurbaya ini terletak di daerah muara, pinggir pantai. Jembatan ini menghubungkan daerah muara dengan bukit Padang (Bukit Gado-Gado atau Bukit Lantiak) yang dipisahkan oleh sungai kecil yang bernama Batang Arau. Dalam legendanya, Bukit Padang sendiri adalah tempat dimana Siti Nurbaya konon dikuburkan. Mungkin karena itulah jembatan itu diberi nama jembatan Siti Nurbaya.

Dulu, sebelum jembatan itu dibangun, untuk menyeberangi sungai Batang Arau, masyarakat menggunakan perahu. Kalo mau sedikit repot dan punya nyali, ada sebuah jembatan gantung berukuran ala kadarnya disekitar muara itu juga. Tapi Bunda sendiri nggak pernah sih nyobain menyeberang lewat jembatan gantung itu. Nyobain naik perahunya juga nggak pernah karena memang tidak pernah ada urusan atau kegiatan yang membuat Bunda harus menyebrang ke Bukit Padang sana. 

Bunda lupa tahun berapa persisnya jembatan itu mulai dibangun, kalo nggak salah sih prosesnya lumayan lama hingga jembatannya jadi. Tapi kini, jembatannya udah jadi dan sudah digunakan. Sekarang justru jembatan Siti Nurbaya menjadi salah satu icon yang lumayan menarik untuk dikunjungi, terutama malam hari, walaupun sebenarnya di sana grade view-nya not bad-lah.... Dari situ kita bisa melihat suasana muara pantai malam hari, lengkap dengan kapal serta perahu yang bersandar di muara sepanjang sungai Batang Arau. Di seberangnya terlihat lampu-lampu rumah penduduk mulai dari bawah hingga ke atas Bukit Padang. Pinggiran jembatan itu dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menjual jagung bakar, pisang bakar dan aneka minuman botol. 

Ketika mudik ke Padang beberapa kali Bunda sempetin untuk ke jembatan Siti Nurbaya, taapi nggak pernah malam hari sih, jadi BUnda nggak punya pics suasana malam untuk di share di sini, gak apa-apa ya... cuma ada pics siang harinya. Here we are....



Es Duren, Sluurrpppp....

Ada yang suka Es Duren nggak?

Hmmm.... Bunda suka bangeeett... setiap mudik ke Padang Bunda usahain untuk nyicip Es Duren yang laziiizzz bingit itu. Seperti yang kita tahu, PAdang itu salah satu surga wisata kuliner yang cihuyy banget, ayoooo yang suka nasi padang ngacung! :D

Nah, Es Duren itu salah satu jajanan yang di cari-cari oleh pewisata saat mendatangi kota Padang. Es Duren yang terkenal enak itu terdapat di seputaran daerah Pondok, tepatnya di jalan pulau karam dan jalan H.O.S Cokroaminoto. Disana dengan mudah akan ditemui beberapa outlet yang mennyediakan Es Duren. Ada yang nama outletnya Iko Gantinyo, Ganti Nan lamo dan satu lagi Bunda lupa, maap ya....

Selain Es Duren, disana juga menyediakan penganan lain, kaya sate padang, gado-gado, bahkan ada pempek juga. Tapi... Bunda sih lebih milih makan es durennya aja, karena satu porsi es duren itu udah cukup bikin perut kenyang, kecuali kalo lagi laper berat, boleh deh pesen yang lain untuk teman makan si es duren.

Es durennya ada dua varian, es duren biasa dan special. es duren biasa isinya ya biasa, es campur yang diberi tambahan olahan daging durian ditasnya. Kalo es duren special, itu ditambahin beberapa scoop es krim, wuiihhhh.... mantap! Nah, biar nggak penasaran, nih liat aja pic es duren yang Bunda share dibawah nanti, dan kalo sometimes ada readers yang sempet singgah ke Padang, Bunda recommended untuk  nyobain es duren ini, pasti nagih, dijamin!


Sabtu, 15 November 2014

Missed Palembang So Much

Beneran... Bunda kangen Palembang. Kangen jalan-jalan sore atau spending satnite di Benteng Kuto Besak, duduk dipagar beton yang berdiri tegap di bantaran sungai musi, ngeliatin getek yang sesekali terlihat melewati sungai, dan di malam hari kerlip lampu jembatan ampera yang warna - warni menambah ceria suasana malam di BKB. Tak lupa makan kacang rebus ditemani teh botol, hehe... 

Waktu Najla masih usia dua sampe 4 tahunan, Najla paling seneng naik odong-odong, satu lagunya seribu rupiah. Najla selalu menghitung hingga lagu kelima, baru mau turun dari odong-odongnya :)

Spending time di BKB nggak menghabiskan biaya mahal, nongkrong gratis, jajanan dan hiburan murmer. Cuma ya... Kalo tiba-tiba hujan turun semuanya langsung bubaaarr... Lari menyelamatkan diri. Karena BKB area terbuka, panas di siang hari karena cahaya matahri langsung menembus kulit tanpa ada atap atau apapun yang bisa dipake untuk berlindung dan dingin di malam hari nggak ada dinding yang menghalangi hembusan angin bantaran musi.

Karena suka poto-poto kayanya tiap ke BKB Bunda selalu taking a picture di sana, ga bosen-bosen, hihi.
Ini sebagian kecil pics yang pernah Bunda ambil di BKB dan sekitarnya berlatar jembatan ampera :)

Selasa, 11 November 2014

Belitung, Musium Kata Andre Hirata

Bongkar-bongkar galeri poto di henpon, Bunda nemu poto-poto Yahanda waktu ke Belitung. Yup, Belitung! Kampungnya Laskar Pelangi :)

Seru banget ya jadi Yahanda, kerjaannya muteeeerrr aja keliling-keliling, sambil kerja bisa menyambangi tempat-tempat seru.

Jadi, waktu masih di Palembang dulu, Yahanda pernah ditugasin mengunjungi bangka lanjut ke belitung.
Kalo gak salah sekitar tahun 2012-an, nah... waktu itu deh Yahanda sempet-sempetin ke musium kata milik Andrea Hirata. Cuma sayang Yahanda gak sempet ke pantai tempat syuting film Laskar Pelangi itu. Karena arahnya tuh berlawanan dengan musium kata ini, dan Yahanda gak punya waktu banyak untuk bolak balik. Jadi Yahanda cuma sempet ke musium kata Andrea Hirata aja.
Bunda bagiin di sini yah poto-poto Yahanda di sana. Selamat ber-iri ria deh melototin pics-nya (for me maksute) hehe...

 
 
 
 
 

Senin, 03 November 2014

Perkembangan Layanan TV Berlangganan yang Mulai Marak di Indonesia



Tv saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia, sama hal nya seperti makan atau tidur. Tv merupakan sarana hiburan yang dapat dinikmati setiap orang setelah seharian lelah bekerja, sekolah, maupun untuk sekedar bersantai. Tv dapat juga sebagai sarana berkumpul bersama keluarga menyaksikan sebuah tayangan yang sangat seru. Banyaknya fungsi dari tv inilah yang membuat kini banyak sekali perusahaan-perusahaan tv berlangganan atau tv kabel mulai bermunculan dan berlomba-lomba memberikan tayangan yang paling menarik untuk ditawarkan.

Berbeda dengan beberapa dekade silam, ketika saat itu hanya ada satu stasiun tv saja yaitu TVRI. Maka kini TVRI seakan-akan sudah mulai pudar, meskipun masih ada penonton setia dari TVRI. Begitu pula dengan perkembangan tv dari layar hitam putih, lalu berwarna, muncul lagi lcd, led, dan yang saat ini sedang hangat-hangatnya adalah televisi yang mengusung teknologi layar cekung. Tv keluaran terbaru ini diyakini mampu menghasilkan gambar yang sangat tajam sehingga seolah-olah kita akan dibuat nyata ketika menyaksikan sebuah tayangan yang ditampilkan pada televisi berteknologi layar cekung.

Teknologi memang semakin hari semakin terus berkembang pesat, bahkan kecepatan dari perkembangan teknologi bisa dibilang terlalu cepat. Bisa dibayangkan ketika kita mempunyai sebuah barang yang diyakini saat itu sudah menggunakan teknologi paling baru namun hanya dalam hitungan minggu atau bulan ternyata sudah ada produk serupa namun mengusung teknologi yang lebih baru lagi. Oleh karena itu bila kita menuruti perkembangan teknologi memang tidak ada habisnya.

Sama juga dengan perkembangan tv berlangganan yang ada di Indonesia kini konsumen dibuat bingung dengan banyaknya jasa layanan tv berlangganan yang ditawarkan. Bahkan untuk perusahaan-perusahaan besar mereka masih membuat anak perusahaan baru lagi untuk semakin memperluas jaringannya. Berbeda denganbeberapa tahun silam, hanya ada layanan tv berlangganan beberapa saja yang kita kenal. Namun saat ini sudah tidak terhitung jumlahnya, dari perusahaan kecil hingga yang besar yang menawarkan layanan serupa.

Di pedesaan mungkin masih sangat jarang sekali kita menemukan orang-orang yang memasang tv berlangganan, namun diperkotaan atau perkantoran maka tv berlangganan sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus ada. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat perkotaan yang sangat haus akan informasi yang lebih luas lagi, serta hiburan yang lebih istimewa lagi. Oleh karena itu hampir disetiap perkotaan semua memasang tv berlangganan ini. Karena dari harga yang ditawarkan pun kini sudah mulai terjangkau karena banyaknya persaingan perusahaan sejenis.

Salah satu perusahaan yang paling berpengaruh terhadap maraknya perkembangan tv berlangganan atau tv kabel di Indonesia ini adalah Indovision. Anak perusahaan dari MNC ini bisa dikatakan adalah jasa layanan tv berlangganan yang paling terkenal di Indonesia. Dengan lahirnya Indovision, maka perusahaan-perusahaan besar lainnya pun tak hanya tinggal diam. Menyusul munculnya beberapa perusahaan serupa yaitu Digital1 dan juga kabelvision yang merupakan keluaran dari PT First Media. Belum lagi telkomvision, IM2, bahkan produ dari negara tetangga Malaysia juga turut meramaikan pasar tv berlangganan di Indonesia.

Namun kini, sudah tidak terhitung lagi jumlah perusahaan tv berlangganan yang ada di Indonesia. Dari perusahaan kecil sampai yang besar, dari yang dalam negeri, lokal atau daerah, sampai luar negeri. Dengan banyaknya perusahaan tersebut memang memudahkan kita untuk memilih mana yang sesuai dengan kantong dan juga kebutuhan. Namun perlu di ingat bahwa memilih saluran yang tepat untuk anda dan keluarga juga sangat penting agar seluruh keluarga dapat menyaksikan acara-acara yang bermutu.


Help, I Need A Hand!

Punya anak itu gampang-gampang susah, membuat kita tidak pernah berhenti belajar. Tak jarang kita akan berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang rasanya menemui jalan buntu, nggak ada solusi. Semua cara udah ditempuh untuk menyelesaikan problem yang mendadak muncul di depan mata. Segala buku yang memuat teori tentang pengasuhan dibaca tapi tetap saja susah untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang terjadi pada Najla. Diluar, Najla terlihat pemalu, pendiam, dan segala atribut anak introvert lainnya. Tapi di rumah, kebalik 180°. Najla keras kepala, ngeyel, manja, tidak mandiri, usil, tidak disiplin, egois, tidak menyukai aturan, suka ngebantah, diikuti segala sikap indisiplin lainnya.

Bunda khawatir, ke depan nanti perkembangan Najla jadi nggak bagus kalo dibiarkan seperti itu. Dia beranjak besar tapi tindakannya tidak. Hingga sekarang, kelas 4 SD, mulai dari bangun tidur pagi hingga tidur lagi malamnya, Bunda harus terus menginngatkan Najla. Mulai dari mandi pagi, shalat subuh, pake seragam, cek buku, sarapan, hingga pake kaos kaki, Bunda mesti bolak balik mengingatkan. Najla bener-bener tergantung sama Bunda. Najla nggak tau apa yang harus dilakukannya kemudian. Setiap satu kerjaan beres dia pasti nanya "apalagi Bunda?" duuhh... Sampe kapan coba Bunda mesti begini?

Rasanya hampir putus asa menghadapi Najla yang seperti itu. Apalagi kalo ngeliat anak-anak seumurannya yang udah mulai bisa mandiri, rasanya Najla masih jauuuuhh banget dari itu. Bunda udah coba diskusiin sama Yahanda tentang ini, kita sepakat untuk mencoba bantuan psikolog anak. Mungkin dengan begitu kami jadi punya cara untuk mengarahkan Najla dengan benar. Tapi berbulan-bulan rencana itu hanya tinggal rencana. Kesibukan sehari-hari membuat Bunda lupa rencana kami. Pernah sih Bunda cari info tentang psikolog anak ke Rs. Awal Bros tapi Bunda belum tindaklanjuti informasi itu. Hingga bulan kemaren, saat arisan di perkumpulan ibu-ibu, salah satu temen Bunda cerita tentang anaknya yang berperilaku sulit dan akhirnya temen Bunda minta bantuan psikolog anak untuk mengatasi. Alhamdulillah sekarang mereka baik-baik aja. Mendengar cerita itu, Bunda kembali inget Najla. Bunda minta tolong si ibu bikinin janji ketemu untuk Bunda dan Najla ke psikolognya. Alhamdulillah kita bisa ketemuan dengan Ibu Sary Matualesy (psikolog anak) tanggal 29 oktober kemaren.

Kepada Ibu Sary, Bunda ceritain semua kendala yang Bunda hadapi dalam mendisiplinkan Najla. Kesimpulan dari Ibu Sary, ada inkonsistensi penerapan aturan di rumah. Sehingga Najla merasa sah-sah aja melanggar semua rules yang Bunda terapkan, berbuntut pada habit kurang baiknya Najla.

Solusi yang diberi ibu Sary adalah dengan membuat semacam kontrak yang berisi kegiatan-kegiatan rutin yang hatus dikerjain Najla plus tenggat waktunya. Kita menyebutnya Kontrak Mandiri. Jadi kalo Najla sukses melakukan kegiatannya tanpa over deadline, Najla di kasih poin. Kalo lewat dari deadline atau tidak mengerjakan sama sekali, poinnya diminuskan. Rules yang dibuat itu juga mesti Bunda diskusikan dengan Najla, jadi dia tidak merasa di tekan untuk melakukannya. Karena pada dasarnya isi kontraknya itu cuma kegiatan sehari-hari dia, seperti bangun tidur langsung mandi, berpakaian dan shalat subuh itu harus sudah selesai jam 6 pagi. Sarapan, cek buku dan siap-siap berangkat sekolah selesai jam 6.30. Gak susah kan ya sebenernya? Cuma ya itu tadi, Najla suka berlama-lama ngerjain semuanya. Jadi sepagi apapun dia bangun, tanpa kontrak mandiri itu hasilnya Bunda sebentar-sebentar harus menegur Najla untuk cepat menyelesaikan rutinitasnya. Fiuuhh... Cape deeee.... 

Bunda berharap dengan solusi ini, dengan Kontrak Mandiri ini, Najla jadi bisa lebih disiplin dan menghargai waktu. Bantu do'a ya :)

Senin, 29 September 2014

Yang Terlupakan

Iya bener, kurang lebih 11 tahun kegiatan ini terlupakan 

Dulu, waktu jaman masih kerja kantoran, Bunda pernah belajar bikin crochet alias merajut. What? Merajut? Oma-oma banget sih, Bun?!
Eiiiits... Jangan salah. Merajut itu asli menyenangkan dan menenangkan. Nah, trus gimana ceritanya Bunda bisa belajar merajut?

Jadi, sekitar tahun 2003, ada senior di kantor, Asisten Manajer Kesejahteraan, namanya Bu Yulfitra. Nah, Bu Yul (begitu biasa dipanggil) ini suka ngisi waktu istirahat makan siang dengan merajut. Setelah makan, dan waktu istirahat masih panjang, Bu Yul mengeluarkan benang, jarum dan buku pola rajutan. Awalnya Bunda nggak tertarik, karena Bunda pikir pasti boseeeen banget melilit-lilit benang kecil dengan jarum seperti itu. Hingga suatu hari Bu Yul memeperlihatkan hasil rajutannya, waaahh... cantik! 

Melihat itu, tiba-tiba aja Bunda jadi pengen bisa bikin rajutan cantik seperti itu. Bunda minta diajarin, Bu Yul dengan senang hati mau ngajarin step by step mulai dari megang benag, posisi jarum, hingga beberapa jenis tusukan. Awalnya dipinjemin jarum dan benang oleh Bu Yul, tapi lama-lama setelah rajutannya membesar, Bunda beli jarum dan benang sendiri. Trus bunda fotokopi buku rajutannya si ibu. Maksud hati mau ngerjain di rumah. Ough... Melihat hasil rajutan yang lumayan, lama-lama Bunda jadi sukaaaa banget. Waktu luang Bunda isi dengan bikin rajutan. Tapi... Bunda cuma bisa bikin segala taplak. Itu pun mesti pake buku untuk mencontoh polanya. Dan juga jenis tusukan yang Bunda bisa baru stitch, chain, double crochet, triple crochet. Tapi walaupun dengan jenis tusukan yang terbatas, Bunda udah menghasilkan beberapa taplak meja yang akhirnya menghias meja rumah, cmiiw!  Andung kebagian enak. Bisa dapet taplak baru hasil karya Bunda :)

Setelah menikah, hamil Najla, dan sibuk urusin Najla bayi, hingga sekarang, Bunda melupakan rajutan. Sama sekali nggak pernah kesentuh. Pernah sih kangen pengen ngerajut lagi tapi waktunya selalu nggak ada. Urusan rumah seperti nggak ada habisnya dan mesti diprioritaskan untuk disentuh, hiks....

Bulan lalu, kembali muncul kerinduan besar untuk merajut lagi. Tapi Bunda udah nggak punya peralatannya. Waktu jalan ke Gramedia, Bunda cari buku rajutan, nggak ketemu. Duh, hopeless. Tapi nggak apa-apa ding, pulang dari Gramed Bunda bawa buku Rantau Satu Muaranya Bang A. FUADI, hehe.
Seminggu kemudian Bunda ke Gramed lagi masih dalam misi mencari buku merajut, dan taraaaa! Di rak buku keterampilan Bunda liat satu deret buku merajut nangkring manis di sana. Semangat 45 Bunda ambil bukunya. Oke, buku udah dapet. Sekarang tinggal hunting benang dan jarum.

Tapi apa mau dikata, selalu saja ada halangan untuk pergi cari jarum dan benang ke pasar sukaramai kompleks  Ramayana sana. Baru tiga hari yang lalu Bunda paksain pergi ke sana, dan setelah muter-muter tanya sana-sini akhirnya ketemu toko grosiran yang ngejual benang dan jarum rajutnya. Alhamdulillaaahh... Seneng banget!
Daaan, nggak nunggu lama, sampe rumah Bunda langsung praktekin but... Kendala lain terjadi. Bunda lupa cara megang benangnya! Huhuhu.... Asli bete banget. Ngeliat itu Andung yang dulu juga bisa merajut ikut coba-coba megang benang. Gulung sana gulung sini, mencoba berbagai posisi benang di jari dan yihhaaa... Dapat! Bener-bener sumringah begitu inget lagi cara megang benangnya hehe.

Setelah perjuangan cukup panjang untuk bisa kembali merajut, setelah dua hari mengisi waktu luang dan belajar dari nol lagi lewat buku, karena Bunda lupa-lupa inget caranya. Untungnya di buku ada gambar step by step setiap tusukan. Jadi bunda tinggal ngikutin petunjuk sambil mengingat-ingat yang pernah diajarin Bu Yul. Alhamdulillah, hingga hari ini udah berhasil bikin 4 rajutan kecil yang rencananya mo dibikin sebanyak mungkin biar bisa jadi satu rajutan besar yang akan dijadikan taplak. Do'ain Bunda nggak bosen dan bisa nyelesaiin ini ya.... :)

Selasa, 16 September 2014

OMG, Asap Lagi! :(

Iyyaaaa beneeerrr asapnya parah lagi. Semuanya udah memutih, ujan juga nggak turun-turun. Barusan udah kedengeran sedikit bunyi air tik tik di atap, eeetapi... begitu selesai ngangkatin jemuran, ujannya nggak nambah-nambah, malah menghilaaaaang ditelan asap.

Mau ngadu kemana? 



Soto dan Ketupat Gulai Paku Onen

Weheeww... Judulnya Padang bangetsss :)

Yang berasal dari sumbar pasti nggak ada yang nggak kenal ketupat/lontong gulai paku alias pakis. Ini salah satu menu sarapan terkenal di Sumbar sana. Waktu masih di Palembang dulu rada susah sih nyarinya. But di sini... Yang jual, banyaaak! Tinggal pilih aja di mana kamu suka.

Salah satu yang sering Bunda datengin adalah warung ketupat gulai paku Onen yang letaknya di jalan Hang Tuah, tepat di seberang salah satu pintu masuk Mesjid Agung An Nur. Bisa juga masuk dari jalan di depan gereja HKPB, kalo bingung puterin aja mesjid An Nur, pasti ketemu. Karena di sana rameee banget, dapet parkiran lumayan susah. Dan di dalem warungnya sendiri juga rame, suka ngantri.

Selain ketupat gulai paku di sana ada soto ayam, soto daging, mie goreng dan mie rebus (dua-duanya dari mie instant sih), dan lopis. Lopis di sini juga legit, gurih, enak deh. Jadi klo makan di Onen Bunda pesen satu ketupat gulai paku dan satu buah lopis, hasilnya, kuenyaaang poll hehe....

Cuma... Karena kemaren udah laper banget, Bunda sampe lupa potoin penampakan ketupatnya. Bunda cuma bisa ambil poto soto dagingnya si Tita yang kebetulan lagi spending cuti di sini. Nih, bisa liat sotonya seperti apa. Oya, seperti judul postingan ini yang Padang banget, pastinya semua makanan di sini citarasanya juga Padang banget :)

soto daging Onen, bikin lapeeerr....
 

Bakso dan Mie Ayam Soponyono

Awalnya nggak sengaja makan ditempat ini. Waktu itu lagi pengeeeenn banget makan mie ayam yang citarasanya tradisional. Bunda ngomong ke Yahanda, "lagi pengen mie ayam deh,  dimana ya  yang enak?" Eh taunya Yahanda juga lagi pengen mie ayam, specially mie ayam ceker coz Yahanda hobi banget sama ceker. 

Abis magrib kita keluar rumah, pas di persimpangan jalan Lumba-Lumba dan Harapan Raya, di seberang, tepat di sebelah Metro Plaza, kita lihat warung bakso yang rameeee banget pengunjungnya. Kita sepakat untuk nyobain makan disitu. Pas masuk hmmm.... Ngeliat mangkok-mangkok orang kok kayanya enak ya.. Makin ngiler deh. 

Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata di sana mie ayamnya komplit. Bisa campur bakso, pangsit, telor daaaan ceker! Bunda sih nggak suka ceker, tapi Yahanda tetap pesenin Bunda mie ayam plus ceker, ntar cekernya pindahin ke mangkok Yahanda, hihi. Najla dan Shaqeela pesen mie bakso. Well, rekomendasi dari ramenya orang yang makan di sana tidak mengecewakan. Mie ayamnya enak, baksonya juga enak. Menu lain di sana ada mie pangsit, tapi Bunda belum pernah coba. Nah kemaren Bunda baru makan lagi nih, kali ini Bunda nyoba mie ayam bakso telor. Wuihhh... Enyak enyak enyak :)

mie ayam bakso telornya bikin iler kemana-mana
 

Selasa, 09 September 2014

Natuna!

Wuihhh.... Senin kemaren yahanda ke Natuna! 

Yup, Natuna, pulau terujung dari gugusan kepulauan Riau, yang dikiiittt lagi nyampe Kalimantan. Yahanda disana hingga hari kamis tgl 10 September, kamis itu Yahanda balik ke Batam. Bunda nggak sabaran pengen liat poto-poto Yahanda disana.

Barusan Bunda dapet update perjalanan Yahanda di Natuna. Pagi tadi Yahanda nyebrang ke pulau Sedanau, jaraknya 30 menit naik kapal kecil dari Natuna Besar. Aahhh... Makin blingsatan dengernya .... Tau nggak, ongkos pesawat dari Batam ke Natuna itu 1.250 ribu rupiah, dengan Sriwijaya Air, jarak tempuh 1 jam 15 menit. Lumayan ya... Lumayan jauh dan lumayan mahal hehe. Tapi Bunda rasa worth it, mungkin akan sebandinglah ongkos yang dikeluarin dengan pengalaman menjejak pulau Natuna. Duuh, makin nggak sabaran nunggu report berikutnya dari Yahanda. Keep update ya! :)

 

Jumat, 05 September 2014

Puding Coklat Vla Vanilla Lagi

Aha, ceritanya Bunda masih belum puas dengan hasil puding coklat yang dibuat dari susu kental manis coklat pada postingan terdahulu. Penasaran, Bunda coba lagi resep puding coklat yang Bunda dapat dari tabloid kuliner. Buat yang mau coba bikin, ini Bunda share resepnya ya ....

Bahan :
  • 700 ml susu cair
  • 100 gr gula pasir
  • 75 gr coklat masak pekat, dipotong-potong
  • 1/2 sdm coklat bubuk
  • 1 sdm bubuk agar-agar biasa
  • 1/2 sdm bubuk agar-agar jelly
  • garam secukupnya 

Bahan Vla :
  •  300 ml susu cair
  • 1 sdm tepung maizena
  • 50 gr gula
  • 1/8 sdt garam
  • 1/2 sdt pasta vanilla
Cara Membuat Puding :
- Masak semua bahan kecuali coklat masak pekat diatas api sedang. Sambil diaduk hingga larutan mendidih.
- Setelah larutan mendidih, kecilkan api, lalu masukkan potongan coklat masak pekat kedalamnya, aduk hingga coklat mencair dan tercampur rata di dalam larutan.
- Siapkan loyang yang telah dibasahi dengan air matang. Tuang larutan ke dalam cetakan sambil disaring agar gumpalan-gumpalan coklat atau bahan lainnya tidak ikut masuk dalam cetakan. 
- Dinginkan dan simpan di dalam lemari pendingin

Cara Membuat Vla :
- Campur semua bahan menjadi satu. Jerang diatas kompor dengan api sedang sambil di aduk-aduk.
- Masak larutan vla hingga mendidih dan meletup-letup, sampai tingkat kekentalan yang diinginkan

Rabu, 03 September 2014

Tantrum!

Hampir sebulan ini ada habit baru Shaqeela yang lucu tapi rada nyebelin dan bikin capek. Bayangkan, kalo dia lagi marah, udah bisa banting-banting mainan! Hadduhhh... Tepok jidat. Dia dapet dari mana coba banting-banting mainan seperti itu? Tapi setelah Bunda inget-inget lagi mungkin itu refleksi rasa kesalnya kalo lagi berantem sama Najla. Najla memang usil, suka gangguin Shaqeela main. Shaqeela paling nggak suka mainannya dipegang Najla tapi Najla malah usil, kekeuh ngambil mainan yang lagi dipegang Shaqeela, maka ngamuklah si kecil ini. Mungkin nggak sengaja, di puncak kemarahannya, tanpa sadar dia melempar mainan ke Najla, saking keselnya kali ya.... Eh malah keterusan. Tiap marah langsung ngelemparin semua yang ada ditangannya. Wohohoho.

Bukan cuma melempar barang, Shaqeela sekarang juga amat sangat ekpresif. Kalo minta sesuatu dan nggak dikasih dia bakal nangis kenceeeeeeng banget, teriak-teriak sampe suaranya serak, ujung-ujungnya batuk trus muntah. Duh, kalo dia udah nangis ala rocker begitu Bunda udah mesti menenangkan dengan segala cara agar dia nggak batuk lalu muntah. 

Satu lagi kebiasaan baru yg bikin capek, setiap mau tidur mesti digendong dulu. Baik tidur siang atau malam, dia nggak akan mau tidur sebelum digendong. Kalo nggak digendong Shaqeela rewel, buntutnya nangis kenceng. Serba salah kan? Terpaksalah ... gendongin dia sampe ketiduran. Kalo udah tidur sih nggak masalah diletakkan ke kasur. 

Tau sih, ini masanya Shaqeela mengalami tantrum. Karena udah pengalaman menghadapi tantrum Najla dulu waktu seusia Shaqeela sekarang, Bunda udah nggak kaget. Cuma tetep aja shock menghadapinya haha. Tantrumnya Shaqeela masih enak dibanding Najla dulu. Shaqeela masih bisa dibujuk baik-baik. Najla? Ampuuunnn.... Sekalinya nangis itu bisa berjam-jam. Dulu Bunda paling takut kalo liat dia nangis. Jadi sebisa mungkin mengalihkan perhatiannya dari hal-hal yang bikin dia nangis. Orang sekitar rumah aja kaget, Najla yang kurus kecil gitu ternyata kalo nangis bahaya, suaranya sampe kemana-mana :-D

Semoga fase tantrum Shaqeela ini nggak berlangsung lama. Doain ya... Repot nih.... :)

Selasa, 02 September 2014

I did It All Alone

Yup, I did it all alone.

Sejak LDR-an, semua serba dilakukan sendiri. Mulai dari urusan antar jemput Najla ke skul, angkat galon air minum sampai ke urusan mobil. Mulai dari nambah angin ke bengkel, karena pake nitrogen jadi mesti ngisi ke bengkel yang nyediain nitrogen, ga bisa ke abang-abang tukang isi angin yang di pinggir jalan. Hingga urusan cuci mencuci mobil.

Sebenernya paling males ke pencucian mobil ini. Seperti sekarang, Bunda lagi di car wash, duduk di ruang tunggu nungguin mobilnya antri di cuci, sendirian. Paling nggak ini akan makan waktu satu jam. Asli bingung ga tau mau ngapain. Pegang hp liat sosmed, boring, isinya ga akan jauh beda dengan yang kemaren-kemaren. Mau update status juga ga tau mau bikin apaan. Eh tapi sempet sih check-in di Path haha. Sekarang ceritain car wash ini aja kali ya....

Car wash ini namanya C3 singkatan dari Car Care Centre. Kayanya C3 ini tersebar di beberapa kota di Indonesia. Ini pertamakalinya Bunda nyuci di sini. Karena baru keliatan pas lewat sini. C3 ini terletak di jalan Arifin Ahmad, nggak jauh dari sekolah Al Azhar Budi Syifa Pekanbaru. Begitu masuk ke parkiran langsung di sambut sama mbak-mbak yang nanyain mau di cuci biasa atau mau sekalian di wax. Kasian sama si silver yang udah mulai bulukan ini Bunda pilih sekalian wax aja. Biar dia bersih n mengkilat. Biarpun mobil jadul kalo dianya kinclong tampilannya jadi oke yaa.... Serah terima kunci sama si mbak, lalu Bunda masuk ke ruang tunggu. Ruangannya lumayan nyamanlah. Ada TV dan AC. Di dalam ada sofa hitam dan kursi deret stainless steel untuk duduk customer. Kantin ada di belakang. Bunda belum ngintip kantinnya.

Yang kerja lumayan banyak. Jadi kayanya si silver bisa cepet kelar. 10 menit ngantri, sekarang udha giliran dia disemprot-semprot. 

Sambil nunggu silver dimandiin, Bunda ke kantin dulu ya, laper. Happy waiting :)

Senin, 01 September 2014

Tanjung Pinang - Pulau Penyengat

Ini oleh-oleh Yahanda waktu tugas ke Tanjung Pinang minggu lalu. Karena Bunda belum bisa ikut ke sana yasud cukup puas aja liatin pic Yahnda selama di sana. Hiks....

Karena bawa mobil kantor untuk transport di tanjung pinang nanti, dari Batam Yahanda start di pelabuhan punggur naik kapal RORO (Roll On Roll Off) dan nanti di Tanjung Pinangnya turun di pelabuhan Tanjung Uban. Dari Tanjung Uban ke kota Tanjung Pinang butuh waktu 1 jam dengan mobil.

Sayangnya Yahanda gak punya pic selama di kota Tanjung Pinang. Iya sih nggak mungkin mau melancong , secara Yahanda ke sana kan dalam rangka ngaudit bukan jalan-jalan.

Fortunately, hari terakhir di sana, Yahanda sempet ke pulau Penyengat. Dari Tanjung Pinang ke pulau Penyengat menggunakan perahu mesin, di sana disebutnya perahu pompong. Perjalanannya 15 menit aja. Pulau kecil itu berisi makam raja-raja dan Mesjid Raya Sultan Riau. 

Duh... Bunda cuma bisa nelen ludah ngeliat trip Yahanda kali ini.

Yahanda nyobain jadi Kapten kapal RORO, makasih ya Capt udah ngijinin Yahanda pose di sini :)
 
Mesjid Raya Sultan Riau
 
Bisa baca sendiri ya ini Yahanda lagi dimana :)
 
Yahanda ngerti banget, no pic = hoax. Jadi segala sudut di dokumentasiin hehe

situs sejarah lainnya di Pulau Penyengat
 
  di dalam Mesjid Raya Sultan Riau

Naahh... ini dia kapal RORO yang sempet dinakhodain Yahanda :D

Poto-poto Yahanda seru ya... Masih banyak nih poto Yahanda lainnya di tempat berbeda. Kapan-kapan Bunda share lagi yah. Mesti bongkar file poto dulu nih. Semoga Bunda masih inget Yahanda pernah kemana aja hehe.
 

Rabu, 20 Agustus 2014

Anak Pasar

Huffftt....

Tangan pegel banget abis bawa belanjaan satu keranjang penuh plus dua kantong plastik hitam. Mana parkiran lumayan jauh keluar pasar. Ngos-ngosan ngangkutin ini semua, jari-jari terasa sakit menahan beban seberat ini. Tiba-tiba Bunda inget anak-anak yang suka bantuin ngangkat belanjaan di pasar-pasar tradisional Palembang. Hampir di semua pasar yang ada di kota itu, anak-anak penjual jasa angkut ini berkeliaran hingga sudut-sudut pasar. Menawarkan jasa mereka pada ibu-ibu yang sedang belanja.

Dulu, Bunda selalu menggunakan jasa anak-anak ini.  Mereka tidak pernah menetapkan tarifnya berapa. Jika kita tanya mereka hanya bilang "basing, Bu. Seribu duo ribu jadi." Artinya terserah ibu aja. Seribu dua ribu juga nggak apa-apa.

Duh, membawa belanjaan seberat ini dan mereka ikhlas menerima seribu dua ribu dari pengguna jasanya. Tapi ya Bunda nggak tegalah ngasih mereka segitu aja. Bunda berusaha memberi bayaran yang cukup atas jasa mereka membawa belanjaan hingga keluar pasar. Alangkah senangnya melihat binar bahagia wajah kecil itu saat menerima uang yang Bunda kasih.

Ya Allah, sebegitu berartinya uang yang mereka terima yang kadang mungkin untuk sebagian orang jumlah itu tidak ada aritinya. Bunda nggak pernah tahu mereka sekolah atau tidak, karena pagi-pagi seperti itu mereka sudah berkeliaran di pasar untuk menawarkan jasa. Bunda juga nggak pernah nanya sih, takut sedih aja jika nanti mendapatkan jawaban "idak sekolah, Bu." Rasanya akan menjadi beban tersendiri jika mengetahui mereka tidak lagi sekolah.

Dan di sini, di satu sisi Bunda seneng karena nggak ada anak-anak penjual jasa angkut belanjaan berkeliling, bukankah ini artinya tingkat perekonomian di sini lebih baik sehingga anak-anaknya tidak perlu menawarkan tenaganya untuk menjadi kuli angkut belanjaan di pasar?

Sedihnya, Bunda kerepotan bawa belanjaan segambreng. Dan jujur, Bunda merindukan mereka, haha.

Jumat, 15 Agustus 2014

Waaahhh... Sama!!

Pernah bertemu dengan orang yang bajunya sama dengan kita? Saat kita juga memakai baju yang sama? Bunda pernah dan kejadiannya beberapa hari yang lalu, hehe...
Selasa kemaren, Bunda dapet undangan open house dari keluarga BigBoss kantor Yahanda. Pagi-pagi semua kerjaan rumah Bunda beresin, setelah semua kelar langsung siap-siap, mandi, pake baju yang rapi dan dandan secantik mungkin, sihhiiiyyy!

Sampai di tekape udah ada yang dateng, Bunda salaman n cipika-cipiki dengan ibu-ibu di sana. Tiba-tiba Bu Bigboss nyeletuk, "roknya Bu Ismed sama dengan Bu Saa'adi." Bunda pikir model roknya aja yang sama, secara waktu Bunda beli dress itu, di toko memang ada rok terpisah (bukan dress seperti yang Bunda pakai) modelnya sama persis dengan bawahan dress Bunda. Bunda jawab sambil ketawa "oya, Bu? Sehati donk kita." 

Jelang setengah jam, Bu Sa'adi datang, dan terjadilah kehebohan itu. Ow em ji! Beliau pake baju yang sammmmaaa persis dengan yang Bunda pake. Wah, ini sih bukan roknya yang sama, tapi dari atas sampe bawah. Baik bahan, model, motif hingga warna sama persis! Dan pastinya ini adalah produksi yang sama hahaha... Asli Bunda rasanya pengen ketawa ngakak tapi malu sama ibu-ibu ntar ketahuan nyablaknya. Bunda nggak tahu apa yang dirasakan si ibu waktu ngeliat Bunda pake baju yang sama persis dengan bajunya. Bunda sih nyantai aja ya, secara ini baju produksi massal, bukan limited edition, jadi rasanya nggak aneh kalo sama. Cuma ya nggak pernah menyangka kalo akan ketemu samaan di satu acara dan satu tempat gini, hehe. 

Cerita punya cerita, terkuaklah sebuah fakta mengejutkan perihal dress cantik yang kami kenakan.
Jadi, si ibu bilang "kok bisa samaan ya, persis lagi. Padahal saya beli di tanah abang nih kemaren." Bunda kaget, tanah abang? Ahh... Tapi kemudian Bunda berprasangka baik aja. Mungkin di sana ada store-nya. Trus si ibu tanya, "Bu Ismed beli disini?" Bunda jawab iya. Trus ada ibu-ibu yang tanya, Bunda lupa siapa. "Bu Sa'adi beli berapa bajunya di sana?" si ibu jawab, "seratus lima puluh ribu." What??? Bunda tambah kaget lagi. Beda sekali dengan harga di label baju Bunda kemaren. Trus ibu-ibu itu tanya lagi, "kalo Bu Ismed beli berapa di sini? Trus beli dimana?" Bunda jawablah Bunda beli di store B-C*ub,  seharga 224.000, harga awal 279. 000 waktu Bunda beli lagi diskon 20% jadilah Bunda bayar seharga 224.000 itu. Bunda tanya, "ibu beli di B-C*ub juga? Kok bisa lebih murah ya?" karena Bunda pikir kalo itu store yang sama pasti harganya standard kan ya? Si ibu bilang beliau nggak beli di B-C*ub. Ibu-ibu lain yang denger obrolan kita jadi penasaran, "coba diliat merknya. Sama apa beda?"

Dan ternyataaa.... Setelah diintip, baju Bu Sa'adi ber-merk Vivaldi, labelnya dijahit menjuntai ke bawah, jadi yang kejahit cuma satu sisi aja. Baju Bunda, labelnya B-C*lub, dijahit kedua sisinya dengan posisi melintang dari kiri ke kanan. 

Dari fakta yang terungkap bisa ditarik kesimpulan awal ahwa B-C*ub yang notabene merk dagang terdaftar, membajak barang orang lain. Mereka beli produk vivaldi  membongkar label vivaldi dan mengganti dengan label B-C*ub lalu menjual dengan harga di atas harga jual vivaldi. Cerdik (curang) sekali.

Asli Bunda sebagai customer B-C*ub merasa tertipu. Kita sebagai customer pasti punya semacam perasaan nyaman dan percaya dengan merk itu. Lalu rela mengeluarkan uang seharga baju yang di beli karena kepercayaan tadi. Seperti kemaren saat Bunda tahu ternyata barang yang Bunda beli bukan produksi mereka, dan dijual dengan harga yang lebih mahal pula pastilah rasa kecewa ini jadi berlipat-lipat. Dari segala sisi, setelah diteliti ditelisik diterawang, baju Bunda nggak ada bedanya dengan baju Bu Sa'adi. Sama persis. Dan bisa dipastikan ini produksi konveksi yang sama. 

Apakah B-C*ub sengaja curang, membuka label vivaldi lalu memasang label sendiri dan menjual bajunya dengan standar harga mereka yang diatas harga pakaian yang merk-nya tidak terdaftar?
Atau si konveksi rekanan B-C*ub yang tanpa sepengetahuan B-C*ub memproduksi ulang baju yang dijualnya ke B-C*ub lalu menjualnya sendiri demi keuntungan lebih? Entahlah....

Hanya saja, terus terang hal ini membuat kepercayaan pada merk-merk dagang terdaftar menjadi berkurang, muncul kecurigaan bahwa pakaian yang dipajang di store merk dagang terdaftar bukanlah  produksi mereka.

Oya, buat yang pernah ketemu baju samaan, nggak perlu malu sepanjang baju yang kamu beli itu adalah produksi massal, bukan limited editon, pastinya model itu diproduksi besar-besaran lalu disebar ke penjuru Indonesia. Jadi sebenernya nggak aneh kalo tiba-tiba kamu ketemu orang memakai baju itu kamu juga memakai baju yang sama. Hanya saja, ya... seperti Bunda bilang tadi, kita nggak pernah tahu baju yang kita beli itu dibeli siapa, dimana, dan dipakainya kapan. So... Baju samaan? Cuek aja... Hahaha.... 

see? sama persis kan? hahaha....
 

Selasa, 22 Juli 2014

Kue Kering Cokelat Campur

Basicnya semua kue kering menggunakan bahan dasar yang sama. Cuma tinggal nambahin isi yang berbeda dan takaran yang beda untuk setiap kue kering. Hingga nanti hasilnya juga beda. Untuk kue kering cokelat campur isinya ada coklat masak dan buah-buah kering. Cekidooott ....

Bahan :
- 175 gr margarin
- 100 gr gula pasir
- 1/4 sdt garam
- 1 sdm pure creamery butter
- 1 butir telur utuh
- 1 kuning telur
- 200 gr tepung terigu
- 25 gr maizena
- 25 gr susu bubuk
- 1/2 sdt baking powder
- 50 gr coklat masak pekat, potong kotak kecil
- 50 gr coklat masak putih, potong kotak kecil
- 50 gr mixfruit/sukade

Cara membuat :
- Kocok margarin, gula halus, butter dan garam selama 2 menit, hingga lembut. Masukkan telur utuh dan kuning telur. Kocok hingga rata.
- Masukkan tepung terigu, maizena, baking powder dan susu bubuk. Lalu diaduk rata. Tambahkan coklat masak, coklat putih dan mixfruit/sukade secara menyebar, aduk rata.
- Siapkan loyang, olesi loyamg dengan margarin tipis-tipis. Sendokkan adonan di loyang, pipihkan sedikit dengan punggung sendok.
- Oven hingga matang.

 bentuk awalnya emang nggak jelas, hehe
 
 hasil akhir... masih nggak jelas, haha
 

Kue Semprit

Menuhin janji dipostingan sebelumnya, ini Bunda share resep kue semprit ya.... Kue kering yang udah ada dari jaman dulu tapi rasa enaknya masih awet hingga sekarang. Yuuuk mariii....

Bahan :
- 225 gr margarin
- 100 gr gula halus
- 1/4 sdt garam
- 75 gr selai jeruk / selai sarikaya
- 1 kuning telur
- 250 gr tepung terigu protein rendah
- 40 gr maizena
- 1/2 sdt baking powder
- 1 sdm pure creamery butter (Bunda pake merk golden churn yang ada label halalnya)
- 1 sdm susu bubuk
- 1/2 sdt pasta coklat atau pasta strawberry

Cara membuat :
- Kocok margarin, butter, gula halus dan garam selama 1 menit, lalu masukkan selai dan kuning telur. Kocok hingga rata.
- Tambahkan tepung terigu, baking powder, maizena dan susu bubuk lalu diaduk rata. Setelah semua bahan tercampur rata bagi adonan menjadi dua bagian. Satu bagian tambahkan pasta coklat atau pasta strawberry.
- Masukkan masing-masing adonan ke dalam kantong plastik segitiga yang sudah diberi spuit bintang diujungnya. Siapkan loyang, olesi loyang dg margarin tipis-tipis. Semprotkan adonan putih dan coklat/strawberry berselang-seling bentuk bulat berdampingan ke atas loyang.
- Oven hingga matang.

Before, sebelum masuk oven
 
after, ini adonan putih-coklat, cantik yaaaa :)
 
ini kuning-pink requestnya Najla, nggak kalah cantik :)
 

Minggu, 20 Juli 2014

Najla dan Pesantren Kilat :)

Tadi pagi jam 8.00 wib Bunda anterin Najla ke Mesjid Raya Nurussalam. Yup, Najla mau ikutan pesantren kilat yang diadain pengurus mesjid. Sejak mendengar akan ada pesantren kilat dengan program menginap semalam di sana, Najla udah semangat pengen ikutan. Mesjidnya sih deket dari rumah, ini sambil ngetik postingan Bunda bisa denger mentornya ngasih materi, game, dan yel-yel ke peserta. Karena deket jugalah Bunda berani ngelepasin Najla nginep di sana, kalo ada apa-apa bisa cepet nyusul ke sana. Secara ini kali pertama Najla tidur di luar rumah dan jauh dari Bunda.

Tadi Najla semangat 45 ngebantuin Bunda menyiapkan keperluan yang harus dibawa. Mulai dari bantal dan selimut untuk tidur, dua set pakaian ganti, handuk, peralatan mandi, al-qur'an, mukena, sendok, garpu dan cangkir. Semua Bunda tata rapi dalam ransel. Baju gantinya Bunda masukin dalam plastik terpisah, jadi tiap mau mandi Najla tinggal ngambil satu kantong plastik, isinya udah komplit daleman, luaran plus jilbab. Sambil nyiapin barang-barangnya, Bunda juga pesen ini itu ke Najla. Ngga tau deh Najla inget apa enggak semua pesan Bunda ^^
Sekarang, Bunda malah ingin hari ini cepat berlalu, biar esok segera datang dan Najla bisa balik ke rumah hehe ....
Jujur, terselip rasa khawatir melepas Najla sendirian karena selama ini dia masih tergantung banget sama Bunda. Bahkan untuk ngurus diri sendiri aja mesti disuruh-suruh dulu. Mulai dari mandi, bikin pr, bahkan nyiapin perlengkapan sekolah aja tiap hari mesti Bunda ingetin dulu. 

Bunda khawatir bisa nggak nanti dia mandi sendiri, nenteng perlengkapan mandi dan baju ganti ke kamar mandi nanti sore dan besok pagi. Buka puasa, bisa nggak Najla makan dengan cepat, karena selama ini Najla makannya laaaamaaaaa banget, kalo dibiarin bisa setengah jam baru selesai. Masih banyak lagi bisa nggak bisa nggak yang berseliweran di kepala. Kalo mikirin semua khawatir itu, rasanya Bunda nggak akan mau kasih ijin Najla untuk ikutan pesantren kilat. Tapi demi melihat kesungguhannya ingin mencoba sesuatu yang baru - Bunda tau banget Najla ingin sekali mencoba nginep bersama teman-teman seperti di buku cerita tentang anak-anak yang tinggal di asrama - Bunda pikir nggak ada salahnya mengikutsertakan Najla di pesantren kilat itu. Pasti banyak pengalaman yang akan dia alami, banyak pelajaran yang bisa dia ambil, dan pengalaman ini pasti akan memberi warna dalam masa kecilnya :)

Kamis, 17 Juli 2014

Baking Yuuk....

Ramadhan perlahan mulai menjauh, idul fitri semakin mendekat. Mulai kepikiran mau bikin sedikit kue kering untuk cemilan di hari lebaran nanti. Pada hari biasa sama sekali nggak pernah bikin. Jadi makin niat en semangat ngeluarin kopian segala resep kuker yang Bunda punya. 

Berbekal oven pinjeman ke Miminya Adhit&Atha - secara Bunda belum juga beli oven padahal udah niat mau beli dari beberapa tahun yang lalu tapi selalu lupa direalisasikan, dan baru inget butuh oven saat lebaran datang hehe...- hari ini udah selesai bikin empat macam kuker, yippie! Ada putri salju, kukis isi campur, kue semprit dan kukis kacang. Besok setelah sahur tinggal bikin nastar, kuker favorit yang nggak pernah absen di setiap lebaran. 

Bikin kuker sendiri itu capek, pegel, tapi kalo hasilnya memuaskan, segala penatnya hilang. Menguap bersama rasa puas karena berhasil membuat kuker yang enak dan sesuai selera. Karena kendala oven tadi, kalo lebaran nggak mudik, Bunda terpaksa beli kuker di toko. Dan walaupun toko kuenya recommended, tetep aja ada rasa nggak puas beli di sana, terutama harganya hihihi... Semakin ngetop satu toko kue semakin melangitlah harga kuker yang dijual per toplesnya. Karena merasa bisa bikin kuker yang enak, Bunda feel guilty and feel rugi beli kuker mahal-mahal :-D (emak-emak gak mau rugi banget).

Tapi beneran deh, hasil survey ke Najla yang Bunda percayakan sebagai pencicip handal, karena Najla nih saklek banget. Kalo ada yang kurang sreg dikit dilidahnya, dia nggak akan mau nerusin makan. Jadi... kalo Najla suka berarti amaan.... :)

Hadduh, lagi asik nulis malah mati lampu. Bunda cari emergency lamp dulu ya. Besok Bunda share resepnya, okey?  :)


Jumat, 04 Juli 2014

Kampanye!

Indonesia lagi rame-ramenya. Dimana-mana bertebaran atribut kampanye pilpres tanggal 9 Juli 2014 ini. Puaaaaassss rasanya baca celotehan pendukung masing-masing capres di medsos, koran, TV. Paling seru ya di medsos ini, gontok-gontokan, saling menjelekkan satu sama lain. Karena capres pada pemilu ini cuma ada dua. Otomatis perseteruan dua kubu ini begitu terasa. 

Aroma kampanye menyebar dimana-mana. Televisi juga sudah disusupi kedua calon. Satu calon pegang satu TV yang saban hari beritanya memuja-muji capres yang didukung. Tidak ketinggalan memberikan berita-berita yang menjatuhkan kubu lawan.

Dan tadi, saat ceramah, diakhir kalimat pemberi ceramah sempet-sempetnya menitip pesan pada para jemaah tarawih agar memilih satu capres. Duuhh biyung... kampanye sudah tidak mengenal tempat lagi ternyata. Bahkan moment ceramah ramadhan sebelum shalat tarawih pun disusupi oleh kampanye.

Siapapun yang terpilih menjadi Presiden nanti, semoga beliau bisa amanah dan menjadikan Indonesia lebih baik dan semakin baik kedepannya. Aamiin....


sumber foto : Google

Menyimpan Bumbu Halus

Buat para Bunda, apalagi yang rutin masak tiap hari, bumbu halus itu penting. Karena masakan Indonesia itu nggak bisa lepas dari yang namanya bumbu halus seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit dll. Proses menghaluskan bumbu memakan waktu, apalagi jika bumbu  baru dihaluskan setiap akan memasak. Otomatis waktu yang dibutuhkan semakin banyak, memasak jadi lama. Untuk menyikapi itu biasanya Bunda menyediakan bumbu yang sudah dihaluskan terlebih dahulu. Jadi tinggal ambil sesuai kebutuhan saat akan menggunakan. 

Bumbu halus sekarang mudah didapat di pasar, tapi kita nggak tahu apakah bumbu itu higienis atau tidak. Apakah mesin penggilingnya bersih? Apakah bumbu dicuci dulu? Apakah menggunakan campuran air yang bersih? Kebayang kan kalo bumbu itu digiling dengan mesin yang ada sisa-sisa penggilingan kemaren dulu, trus bawangnya setelah dikupas tidak di cuci tapi langsung masuk ke penggilingan, ditambah air yang nggak jelas asal-usulnya.

Karena tidak yakin akan kebersihannya, Bunda nggak mau beli bumbu halus di pasar. Bunda bikin sendiri bumbu halus di rumah sesuai kebutuhan. Lalu simpan di kulkas. Biasanya Bunda giling bumbu satu persatu dalam jumlah banyak. Yang sering Bunda stok itu bawang putih dan jahe, karena dua bumbu ini sering digunakan sebagai penambah rasa saat merebus/mengungkap bahan makanan.

Untuk bawang merah Bunda belum mendapatkan cara supaya bawang merah tidak berubah warna dan bau selama dalam penyimpanan. Bunda pernah nyoba menghaluskan bawang merah, tapi dalam dua hari bawang merah halus berubah warna jadi hijau kehitaman. Serem sendiri ngeliatnya.

Untuk menghaluskan bumbu Bunda pake baby food chopper-nya Shaqeela, hehe. Ternyata setelah Shaqeela udah nggak butuh chopper untuk menggiling makanannya lagi, Bunda masih bisa memberdayakan chopper itu untuk menghaluskan bumbu. Bunda menggunakan sedikit minyak goreng sebagai campuran, bukan air, karena dengan minyak goreng, bumbu jadi lebih tahan lama dan tidak berubah warna ataupun rasa. Cuma jadi sedikit membeku karena suhu dingin kulkas, walaupun bukan diletakkan dalam freezer.

Nih... Tadi Bunda halusin bawang putih dan jahe, dan ini siap disimpan di kulkas, tinggal pake kapan dibutuhkan :)

bawang putih, jahe plus chopper Shaqeela :)
 

Rabu, 02 Juli 2014

Home Sweet Home

Bahagianya sudah di rumah lagi. Meski penat menjadi oleh-oleh yang dibawa dari rumah sakit, selain tumpukan kain kotor tentunya. Yang paling penting Shaqeela sudah jauuuhh lebih baik. Sudah ceria dan usil lagi. Nggak nyampe 10 menit teriakannya sudah membahana memenuhi ruangan. Biasa... rebutan mainan sama Najla. Fiuuhhh.... Nggak apa-apa deh, kalo udah bisa teriak dan berantem, itu artinya she's in good health hehe....

Senin, 30 Juni 2014

Nginep di RS

Fiuuhhh... Benarlah kata pepatah, Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.

Shaqeela yang seharian kemaren sehat, ceria, usil dan kadang sedikit nyebelin mendadak semalam muntah-muntah. Awalnya Bunda kira perutnya overload karena Shaqeela suka makan. Tapi begitu muntahnya berulang sampe 4 kali dan dia mulai kelihatan lemes, Bunda udah ngeliat alarm nggak beres. Segera aja Bunda bawa ke rumah sakit. Najla yang udah tidur nyenyak terpaksa dibangunin dan disuruh lanjutin tidur di mobil aja. Jalanan sepi karena udah jam 22.30. Syukurnya dari rumah ke RS nggak nyampe 10 menit. 

Sampai di RS, selagi nunggu giliran diperiksa, Shaqeela terus-terusan muntah. IGD lumayan rame, puasa-puasa gini yang sakit banyak juga ternyata. Setelah diperiksa dan ditanya ini itu oleh dokter, Shaqeela dikasih obat. Tapi diobservasi dulu gimana reaksinya terhadap obat. Sebenernya dokter nyaranin rawat  inap aja karena ngeliat muntahnya udah sering gitu. Tapi Bunda masih pengen rawat jalan karena mikirin ribet nanti mau sahur dan lain-lain. Tapi setelah diminumin obat Shaqeela muntah lagi. Obat anti mual dan obat pencernaan yg diminum ga bisa bertahan diperutnya. Ya sudah, Bunda pasrah, dirawat aja. Karena obatnya hanya bisa dimasukkan lewat infus. Kalo dibiarin takut Shaqeela dehidrasi dan makin lemes karena muntah nggak berhenti.

Jam 00.30 malam, nggak lama setelah infusnya terpasang dan mulai ngalir, Shaqeela terlihat enakan. Muntahnya berhenti. Dan langsung ketiduran. Kami masih di IGD, kamarnya lagi disiapin. Ngeliat Shaqeela tidur, Bunda nyusul Andung dan Najla ke mobil. Andung emang ga ikut turun karena nungguin Najla yang masih tidur di mobil. Kita bagi tugas, Andung jagain Shaqeela di RS, Bunda dan Najla ke rumah ngambil barang-barang yang dibutuhkan. Baju Bunda udah basah kena muntah. Dalam keadaan normal, Bunda pasti nggak akan berani nyetir sendirian tengah malam buta seperti itu. Jalanan gelap, sepi, tapi semua rasa takut seolah menguap dari raga. Bunda cuma fokus untuk sampai rumah secepatnya, kumpulin barang-barang, lalu balik ke RS. 

Setengah jam kemudian Bunda udah nyampe RS lagi. Kamarnya udah ready trus kita langsung dianter ke kamar di lantai 6. Semua beres pukul 1.30 malam. Mata udah ngantuk poll. Najla langsung ngelanjutin tidurnya yang kepotong tadi. Bunda juga udah ngantuk banget tapi nggak bisa tidur. Takut ketiduran dan ga bisa sahur nanti. Bener deh, mata Bunda nggak terpejam sama sekali sampai waktu sahur. Kita sahur dengan menu kantin RS. Untungnya kantin bisa ngantar ke kamar jadi nggak perlu repot beli ke luar.
Setelah subuh, suster bergantian datang, nge-cek Shaqeela, nganter sarapan dll. Wadduuuhhh..... Mata bener-bener udah beraaatt, kepala mulai puyeng. Meskipun tidur, sebentar-sebentar kebangun karena perawat yang datang silih berganti dilanjut dengan dokter visite, rasanya lumayanlah.... 

Hasil cek darah, Leukosit Shaqeela tinggi. Kesimpulannya ada gangguan pencernaan karena makanan yang nggak cocok atau salah makan. Satu-satunya yang dimakan Shaqeela yang berasal dari luar kemaren itu cuma jus alpukat. Tapi nggak tahu juga, apa bener jus alpukatnya yang nggak steril atau memang perutnya udah bermasalah sebelum itu. Najla juga minum jusnya and she is okay.
Bangun tidur pagi tadi, alhamdulillah Shaqeela udah lebih seger, udah ceria lagi. Berontak sih karena diiket infus. Tadinya minta selang infusnya dibuka. Tapi pelan-pelan dikasih tahu nggak boleh dibuka dulu biar nggak muntah lagi. Alhamdulillah ngerti dan nggak minta buka lagi. Cuma gerakannya mesti diperhatiin biar selangnya nggak ketarik.

Duh, Dek. Semoga nggak ada apa-apa yang merisaukan lagi ya... Tadi dokter anaknya udah bilang observasi dulu seharian ini. Kalo semuanya baik, besok udah boleh pulang. Semoga ya, Dek. Bunda udah nggak betah nih bobok di RS.

Dedek juga nggak betah kan di infus? Yuk cepet sehat, then we back home :)


uda bisa senyum :)
 

TRAVEL AROUND AND STAY FOR A WHILE Template by Ipietoon Cute Blog Design