Senin, 16 September 2019

Brace Untuk Najla

Menjawab pertanyaan dari teman-teman tentang kondisi Najla sekarang, alhamdulillah hari selasa tanggal 3 September 2019 kemaren kami berangkat ke Kuala Lumpur, tujuan ke RS. UMSC (University Malaya Specialist Centre), teman-teman bisa lihat website khusus scoliosis centre-nya di http://scoliosismalaysia.com.my penjelasannya lumayan komplit disertai nomor yang bisa dihubungi untuk bikin appointment dengan Prof. Chris atau Prof. Kwan di sana. Najla sendiri konsul dengan Prof. Chris. Proses bikin appointment, kemaren itu saya dibantu oleh Miss Wong, member ISC yang tinggal di Malaysia. Berdasarkan saran dari Bu Flo di ISC, saya pilih appointment hari rabu pagi tanggal 4 September 2019 (alhamdulillah dapat jadwal pukul 09.15 waktu setempat), jadi sekiranya Najla nanti disarankan untuk pake brace maka Prof. Chris akan memanggil petugas pembuat brace untuk mengukur tubuh Najla setelah konsultasi hari itu, lalu brace akan selesai hari jumat pagi sehingga kami bisa kembali ke Pekanbaru hari jum'at sore atau sabtu pagi. Saya sangat terbantu sekali dengan semua informasi valid yg diberikan oleh teman-teman di ISC, alhamdulillah perjalanan kami dan proses konsultasi di sana berjalan dengan lancar sesuai jadwal dan juga sesuai harapan kami. Semoga teman-teman di ISC beserta keluarganya diberi kesehatan oleh Allah, aamiin ya Allah...

Kami berangkat dengan Air Asia pada selasa pagi tanggal 3 September 2019, sampe di KL masuk hotel udah jam 15.30 sore, yang pernah naik Air Asia tau yaaaa gimana panjangnya perjalanan jalan kaki dari turun pesawat menuju imigrasi di bandara KLIA2. Syukurnya juga ini bukan musim liburan, jadi antrian di imigrasi nggak panjang banget. Saya ingat waktu kunjungan pertama ke KL dengan Air Asia juga, di musim liburan, kami antri di imigrasi hampir 2 jam saking ramenya, pegel bangeeeet...

Rabu tanggal 4 September, kami menuju ke UMSC, sempet salah karena liat UMMC, letaknya berdekatan dan memang dalam lokasi yang sama, tapi beda gedung. Kami terlanjur turun grab di UMMC dan waktu nanya ke petugas sana, mereka bilang UMSC yang satu lagi, yaaaah... padahal tadi udah masuk ke parkiran gedung UMSC tapi karena ragu, gak ngeliat tulisan hospitalnya, kami terusin ke UMMC yg ada tulisan hospitalnya wkwkwk... Untungnya dari gedung UMMC ada shuttle bus ke UMSC. Kami naik shuttle bus dan dianterin ke gerbang UMSC, gak jauh dari parkiran tempat kami muter tadi, eh ada donk ternyata tulisan hospital di gerbangnya, tadi gak keliatan :D

Masuk ke RS, kami menuju pendaftaran, bilang ke adminnya udah janji dengan Prof. Chris, mereka cek di komputer, ada nama Najla, lalu kami diminta untuk isi fomulir dan bayar deposit ke kasir sebesar rm 300. Deposit ini nanti akan dikembalikan jika ada sisanya, dan akan nambah kalo ternyata ada tindakan lain yang dilakukan dokter sehingga kami harus tambah bayarannya. Selesai isi formulir dan bayar deposit, receipt deposit disimpan, karena nanti akan digunakan untuk ngambil sisa deposit atau bayar kekurangan biaya tindakannya. Kami naik ke lantai 2 dan nunggu dipanggil masuk ruangan dokter. Alhamdulillah nggak lama, setelah satu pasien keluar, langsung giliran Najla.   

Saat masuk ke ruangan, Prof. Chris minta Najla untuk di X-ray ulang karena X-ray yang kami bawa tidak full spine, jadi nggak keliatan keseluruhan tulang Najla dari pangkal leher hingga tulang panggul. Full spine ini dibutuhkan agar pengukuran curve/cobb angle nanti jadi lebih tepat sehingga bisa memberikan penanganan yang tepat pula nantinya. Najla di X-ray, nunggu 15 menit, hasilnya keluar dan kami kembali masuk ke ruangan praktek dokter. Sembari menunggu selama 15 menit itu, Prof. Chris memberikan sebuah buku kepada Najla untuk dibaca, bukunya berisi perkenalan singkat tentang scoliosis, tertulis dalam bahasa Inggris tapi insyaAllah mudah dimengerti. 

Setelah hasil X-ray keluar, lalu Prof. Chris mulai menjelaskan kepada kami tentang scoliosis secara detail mulai dari tahap awal sekecil-kecilnya bagaimana penanganan yang akan dilakukan untuk setiap kondisi yang berbeda, tergantung pada besaran curve (cobb angle), tulangnya berada di risser berapa, termasuk juga usia, itu akan mempengaruhi tindakan yang akan diambil. Penjelasannya runut hingga ke tahap lanjut yang membutuhkan opsi surgery (operasi). Sepanjang penjelasan, Prof. Chris menghadap ke arah Najla, fokus ke Najla, jadi Prof. Chris seperti bicara khusus memang ke Najla, agar dia paham apa yang terjadi pada dirinya sekarang, apa yang harus dia hadapi jika terjadi hal-hal ini, itu dan sebagainya, sesuai kondisinya nanti. Penjelasan Prof. Chris sangat jelas dan lugas, sehingga Najla dan kami orangtuanya paham bagaimana menghadapi ini. 

Selesai menjelaskan semua, Prof. Chris membuka hasil X-ray Najla di komputernya, memperlihatkan hasil X-ray, lalu meminta kami untuk memilih tulang atas dan tulang bawah, yang menurut kami paling besar lengkungannya. Dengan ragu-ragu saya tunjuk satu tulang, yahanda juga menunjuk satu tulang, lalu Prof. chris menarik garis dan mendapatkan sudutnya, saya lupa angkanya berapa. 
Lalu Prof. Chris sendiri memilih tulang lain, dan berkata, kalo saya pilih yang pertama tulang ini dengan tulang ini, kedua tulang ini dan tulang ini. Kemudian ditarik garis, satu garis menunjukkan sudut 38 derajat dan satu garis lagi menunjukkan sudut 41 derajat. 

Menurut Prof. Chris, itulah pentingnya mencari dengan tepat tulang mana yang harus diukur, karena kalo salah mengambil patokan tulang, efeknya besaran kurvanya akan salah, penanganan juga jadi salah. Harus sangat hati-hati dalam mengukur curve/cobb angle tulangnya. Setelah mengukur cobb angle, Prof. Chris memperlihatkan tulang panggul Najla, ternyata tulang panggul Najla menunjukkan bahwa tulang Najla berada di risser 0 (nol) dari skala 0-5. Tulang Najla baru akan dalam perjalanan untuk matang. 

Tingkat kematangan tulang hingga mencapai risser 5 bisa berlangsung antara 1 hingga 3 atau 4 tahun, tidak bisa dipastikan juga, tergantung pertumbuhan tubuhnya nanti. Saya mengucap syukur tiada henti, karena dengan begitu, dengan kondisi tulang Najla berada di risser o (nol) dan cobb angle 38-41 derajat, di usia 13 tahun dan baru 3x haid, Najla punya kesempatan besar untuk  memperbaiki posisi tulang punggungnya dengan bracing. Pilihan operasi masih sangat jauh untuk saat ini. Tapi di sisi lain, kondisi ini juga punya resiko, di usia 13 tahun dan baru 3x haid,  itu menyebabkan laju pertambahan cobb angle bisa berlangsung dengan ekstrim dalam satu tahun ini. Untuk itu, dalam 1 tahun ini Najla benar-benar harus merawat tulangnya dengan benar. Rajin pake brace, rajin melakukan back exercise dan harus rajin berenang agar progressnya bisa diperlambat, minimal stabil, tidak bergerak maju.

Hari itu juga, Prof. Chris memanggil Asliza, petugas pembuat brace, kami menunggu sekitar 1 jam, karena Asliza juga ada janji dengan orang lain sebelum kami. Setelah satu jam, kami bertemu Asliza. Kemudian masuk ke satu ruangan, Najla diminta untuk buka semua baju kecuali underwear, trus seluruh tubuh Najla di lilit dengan plastik wrap  dan dilapisi dengan gips. Tunggu beberapa menit agar gips mengeras, lalu dibuka. Gips itulah nantinya yg akan menjadi ukuran untuk brace Najla.
Setelah selesai, kami kembali turun ke lantai bawah, mengembalikan receipt deposit, kami harus nambah rm 29 lagi karena ada X-ray tadi. Total pengeluaran di RS hari itu sebesar rm 329. 

Jum'at pagi, kami kembali ke RS, kali ini ke menara selatan yg terletak di UMMC tempat kami salah turun kemarin :D ketemu Asliza di sana. Bracenysa sudah selesai, Najla pilih warna soft purple, motifnya butterly, brace yg cantik  sehingga Najla jadi semangat liat bracenya. Najla melakukan fitting brace, Asliza mengoreksi sedikit brace-nya, di pas kan dengan ketek, dada dan bagian panggul, memotong bagian-bagian tersebut hingga pas di badan Najla. Selesai koreksi, kami kembali bertemu dengan Prof. Chris agar beliau bisa cek apakah brace tersebut sudah pas untuk Najla. Beliau memastikan titik tekan bracenya sudah tepat sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh Najla. Prof. Chris bilang oke, bracenya bagus, pas. Lalu menjelaskan tentang perawatan brace, durasi penggunaan brace, perawatan tubuh, apa yg harus dilakukan jika muncul ruam, pakaian dalam apa yang disarankan. Beliau juga memberikan surat untuk sekolah, isi suratnya tentang bahwa Najla butuh duduk di posisi yg deket kipas angin atau di ruangan AC, untungnya kelas Najla ada AC. Najla diberi waktu untuk lepas pasang brace di pelajaran olahraga yang tidak memungkinkan dia untuk pake brace, dan merekomendasikan kebutuhan Najla akan toilet duduk. Semua selesai, Najla diminta kembali untuk kontrol 8 minggu lagi. Biaya pembuatan brace-nya rm 2500.

Hari itu juga, sesampai di hotel, Najla mulai pake brace selama 1 jam siang hari dan 1 jam malam hari. Setiap hari dinaikkan durasinya 30 menit. Hingga hari ini Najla sudah sampai pada tahap bracing selama 5 jam di siang hari dan bracing sepanjang tidur malam (kurleb 8 jam).
Semoga usaha kami ini membuahkan hasil maksimal untuk Najla. Semoga Najla konsisten melaksanakan semua yg disarankan dokter kepadanya. Semoga tulang punggung Najla bisa kembali lurus, Najla bisa melepas brace secepatnya dan sehat selalu, Amiin ya Allah...

 

TRAVEL AROUND AND STAY FOR A WHILE Template by Ipietoon Cute Blog Design